Jumat, 12 Januari 2018

Batik Suluk Asahan Akan Dijadikan Ikon Kabupaten Asahan

Batik Suluk Asahan Akan Dijadikan Ikon Kabupaten Asahan

Kisaran, (LWI Pos);

Hasil Batik Suluk kerajinan putra Batak yang lahir di Kabupaten Asahan Syahrial Simangungsong dinilai mempynyai nilai ekonomi yang baik dan layak dijadikan Ikon Kabupaten Asahan.

Hal tersebut, dikatakannya saat mendapat kunjungan dari krue media, Kamis (2/1/18) di tempat usahanya Desa Siumbut Baru Kecamatan Kisaran Timur Asahan.

Menurut Syahrial, nilai yang terkandung didalam batik adalah hasil peninggalan nenek moyang diyakini memiliki makna mendalam  terkait motif, corak sampai proses pembuatannya yang tidak sembarangan.

Nama Suluk diambil dari lokasi pembuatannya yang berada di Jalan Suluk Gang Keluarga Linkungan VII Kelurahan Mutiara Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan. Hasil kerajinan batik Suluk ini berjenis batik cap kombinasi tulis dimana teknik pembuatannya dilakukan dengan kombinasi proses batik tulis murni dan batik cap.

Meski baru memulai karyanya bulan November tahun lalu, kelompok pengrajin batik suluk Asahan yang terdiri dari 15 orang anggota dipimpin Indah Azmi Harimurti, sekretaris Lela Sriwahyuni dan bendahara Sri Wahyu Utari optimis akan mendapat tempat  dihati masyarakat.

“Batik merupakan identitas bangsa Indonesia. Saya berpikir kenapa tidak membuatnya di Asahan dengan mengedepankan ciri khasnya Asahan seperti kerang, tepak dan daun sirih,”ujarnya.

Jadilah pertama Syahrial memulai bisnisnya ini dengan modal seadanya dan semangat kelompok pengrajin batik yang sebelumnya telah mendapatkan modal pelatihan. Syahrial bersama kelompoknya mendesain sendiri motif batik yang diproduksinya.

“Semua motif yang ada pada batik suluk ini merupakan khas dan kearifan lokalnya Asahan dan tidak terdapat ditempat lain,”ujarnya.

Selain motif, Syahrial juga memperkaya warna dengan pilihan-pilihan yang disukainya. Hal itu dilakukannya setelah mempelajari selera pasar dalam waktu agak lama.

Ia meyakini, kualitas batiknya dapat diterima pasar. Kini, dalam sebulan untuk menciptakan satu batik suluk dapat dikerjakan dalam waktu seminggu tergantung kesulitan motif yang dipesan. Untuk satu helai produksi batik cap dan tulis suluk dihargai mulai Rp 150 – Rp 500 ribu.

“Sementara, untuk saat ini pemasarannya baru di wilayah Asahan melalui media sosial, dan pasar tradisional maupun modern yang ada di kota Kisaran,” ujarnya.

Selain dibuat dari tangan para pembatik, mahalnya harga batik tulis disebabkan tekstur batik yang dihasilkan sangat halus. Hal itu terjadi karena pada saat proses pembuatan batik dengan menggunakan canting dilakukan dengan cukup hati-hati. Maka tidak heran  proses pembuatan batik tulis memerlukan waktu yang cukup lama.

Syahrial juga menambahkan, dalam proses penjualan ianya bekerjasama dengan lembaga sosial One Care. Galih Swikamahardika kepala cabang One Care Kisaran mengatakan dari hasil keuntungan atas penjualan batik suluk tersebut sebahagian disisihkan untuk donasi amal kemanusiaan.

Syahrial berharap kepada Pemkab Asahan untuk memperhatikan karya putra daerah yang dinilai dapat meningkatkan derajat perekonomian masyarakat dan mempuntai ciri khas sehingga dapat menjadi Ikon Kabupaten Asahan ke depan.

“Jadi selain membeli batik suluk yang merupakan hasil kerajinan daerah khas Asahan ini, bisa sekalian beramal yang disisihkan dari sebahagian keuntungan hasil penjualannya,”ujarnya.(W-08).

Pengrajin Batik Suluk Asahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar