Ketua PWI Asahan : Berita Bagian Terpenting Dari Ilmu Kewartawanan
Kisaran, (LWI Pos);
Berita adalah kabar baru atau informasi mengenai sesuatu peristiwa yang tengah atau telah terjadi, disajikan melaui media cetak, elektronik dan media lainnya dalam bentuk tulisan, gambar, tulisan dan gambar, suara, suara dan gambar, data atau grafik atau jenis lainnya dengan tujuan orang lain mengetahuinya dan sebagai dasar sosial kemasyarakatan.
Hal itu, disampaikan Ketua PWI Asahan Indra Sikoembang, S.H. saat menjadi narasumber kegiatan Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa/i Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Institut Agama Islam Da Ar Ulum (IAIDU) Kisaran, Kamis (29/3/18) di Kampusnya Jalan Mahoni 999 Kisaran.
Indra memaparkan, untuk membuat atau menulis suatu berita yang merupakan bagian terpenting pada Ilmu Kewartawanan sejatinya tidak begitu sulit dan juga tidak semudah seperti yang kita lihat.
Menurutnya, menulis berita pada dasarnya harus mengetahui rumus dan teknik penyusunan penggunaan bahasa, kosa kata, tanda baca, huruf kapital dan sebagainya, sehingga dapat mengedukasi para pembaca.
Masih menurut Indra, bagian terpenting dari berita adalah W5 H1 + 1K yang artinya, Who (siapa), Why (mengapa), When (kapan), Where (di mana), What (apa) dan How (bagaimana) diperkuat dengan Konfirmasi, agar pembuat berita terhindar dari jeratan hukum.
Selain itu, Indra juga menjelaskan tatacara teknik pengambilan judul berita yang menarik calon pembaca, teras berita, isi dan penutup dengan model piramida terbalik.
"Tulisan atau berita yang baik, harus disusun dari mulai judul, teras berita, isi berita, penutup sesuai dengan piramida terbalik," kata Wartawan SKH Medan Bisnis itu yang juga menyandang predikat Kompetensi Wartawan Muda di profesinya.
Sebagai pemateri pada acara tersebut, Indra memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berdiskusi dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator dari kampus IAIDU terkait materi yang diberikan.
Sementara, Sekretaris PWI Asahan Sapriadi, S.Ag.I. yang juga diundang sebagai pemateri menjelaskan teknik editing suatu berita yang akan dipublikasikan, sehingga tulisan yang sebelumnya tidak layak menjadi layak terbit.
Menurut Sapri, sebelum terbit di media, suatu berita perlu mendapat editing oleh petugas editor agar berita yang disajikan lebih menarik dan ber-edukasi.
Sapri mengatakan, beberapa bagian tulisan yang perlu di-edit adalah penggunaan kosa kata, capital, tanda baca dan lainnya seperti nama, gelar, kepangkatan atau jabatan sehingga berita menjadi faktual atau nyata.
Acara yang dilaksanakan Fakultas Dakwah jurusan Komunikasi IAIDU itu, dihadiri Dosen Abdul Kholik dan sebagian mahasiswa/i jurusan Dakwah dan dirangkai dengan penyerahan dari panitia berupa Plakat sebagai ucapan terima kasih dan penghargaan kepada narasumber. (W-04).